Senin, 18 Januari 2016

Beberapa Fakta (yang Saya Temui) tentang Kartun "Adit dan Sopo Jarwo"

Gambar dipinjam dari sini.
Anak-anak saya suka sekali dengan serial kartun produksi dalam negeri berjudul "Adit dan Sopo Jarwo". Saya yang mendampingi anak-anak saat menonton serial kartun ini jadi sedikit tahu sejumlah hal yang ada dalam serial ini yang mungkin luput dari perhatian kita sebagai penonton. Apa saja itu?

Adit dan Dennis Tidak Pernah Terlihat Sekolah
Di setiap episode yang ditayangkan, saya tidak pernah melihat Adit dan Dennis  beraktivitas di sekolah. Padahal kartun yang ditujukan untuk seluruh usia itu (termasuk di dalamnya anak-anak), aktivitas di sekolah dapat dijadikan sebagai pembelajaran/nilai bagi anak-anak yang menonton. Saya sebenarnya tidak ingin membandingkan dengan serial kartun dari negara tetangga, Upin dan Ipin. Tapi akhirnya saya harus bandingkan juga, hehehehe...
Dalam kartun Upin dan Ipin, banyak sekali scene saat mereka di sekolah yang menanamkan beragam pelajaran kepada anak-anak, seperti rajin menggosok gigi, meminjam buku di perpustakaan keliling, konsep berbagi melalui koin, dan lain-lain. Serial kartun Upin dan Ipin tidak menafikan sifat anak-anak yang nakal dan jahil, tapi selalu ada sisi pembelajaran dalam setiap episode yang pernah saya tonton.

  
Adit dan Dennis Tidak Pernah Mengenakan Seragam Sekolah
Karena memang tidak pernah ada aktivitas di sekolah, jadi ya tidak pernah kita jumpai episode/scene saat Adit dan Dennis mengenakan seragam sekolah. Sebagai penonton, saya sih berharap sutradara boleh dong membuat scene saat Adit dan Dennis, misalnya, akan berangkat sekolah atau pulang sekolah. Soalnya dalam episode tertentu, pernah tuh Adit minta izin untuk belajar kelompok, berarti kan dia emang anak sekolahan (Si Doel, kaliii...hehehehe), bukan anak home schooling. Hehehe...
 

Penonton Tidak Pernah Tahu Siapa Ibunya Dennis
Jika Adit selalu berinteraksi dengan sang ibu, ayah, dan adik dalam sejumlah episodenya, tidak demikian dengan tokoh Dennis. Meski ia dalam berbagai scene selalu dimintai tolong oleh sang ibu untuk membeli bakso Kang Ujang, tapi scene tidak pernah memperlihatkan Dennis bersama sang ibu. Bahkan saat episode Dennis disunat, bocah ini hanya ditemani Adit, sahabatnya. Well, biasanya sih anak laki disunat selalu didampingi orangtua-nya.  Saat adik-adik saya disunat, seluruh anggota keluarga mendampingi lho. Hehehe...

Scene Dua Ekor Burung Selalu Jadi Pembuka Tiap Episode  
Saya baru sadar tentang dua ekor burung ini selalu muncul di tiap episode setelah memperhatikan poster gambar di awal post ini. Eh, iya ya, mereka selalu muncul dengan berbagai tingkahnya yang hanya terjadi di film kartun. Kenapa saya bilang "hanya terjadi di film kartun"? Karena 

Ketakutan Dennis pada Sopo-Jarwo Tidak Beralasan
Saya suka bingung sama Dennis yang sering ketakutan melihat Jarwo hingga tubuhnya digambarkan dalam scene gemeteran. Padahal Jarwo bukan preman kampung, penampilannya juga tidak menakutkan. Penampilan Jarwo layaknya warga biasa, tidak punya tato dan tipe penurut sebenarnya (jika berhadapan dengan Ustadz Udin --> yang suaranya mirip Dedi Mizwar). Ini mungkin karena sutradara film ini memberi karakter Dennis sebagai anak penakut. Apa-apa ditakutin. Tapi, karakter Dennis di beberapa episode saya lihat tidak konsisten. Misalnya, saat dia membantu Dennis menemani Sopo yang sedang sakit. Kalau karakternya takut mah ya, mungkin Dennis menolak untuk menemani Sopo, kali ya? Hehehehe...sotoy ah, saya.

Yasud, segitu aja ke-sotoy-an saya tentang film ini. Bukan bermaksud apa-apa, cuman itulah kesan saya nonton film ini. Ada yang mau nambahin? Hehehe...    

2 komentar:

  1. sapo jarwo memang kurang bagus untuk anak-anak mbak, gak jelas maksudnya dan aneh meski pun ada pak haji yg suka menasehati

    BalasHapus
  2. iya, ya? memang agak boring juga sih nontonnya, soalnya diulang-ulang terus episodenya, hehehe...

    BalasHapus