Jumat, 22 Mei 2015

Perjuangan Suami Melawan TB, Gerd, dan Infeksi Telinga (Bagian 1: Awal-awal Minum Obat TB)


Peringatan: Ceritanya bakal panjang, jadi silakan siapkan kopi dan cemilan, hehehe...

Maret 2015 menjadi awal cobaan bagi suami. 26 Maret adalah hari pertama ia harus minum OAT (obat anti TB). Yup, sebelumnya, suami didiagnosis positif TB dari hasil cek darah. Ini semua berawal dari infeksi telinga yang tidak kunjung sembuh, padahal sudah sebulan lebih pengobatan dengan dokter THT.

Si dokter curiga, mengapa setelah sebulan pengobatan, infeksi di telinganya tidak menunjukkan adanya perbaikan. Ia lalu menyarankan suami cek darah untuk melihat adakah indikasi TB di dalam tubuh suami.


Hari itu juga kami langsung menuju laboratorium dan untuk biaya cek darah ini lumayan mahal. Lebih dari Rp 1 juta. Maklum biaya sendiri. Jadi tarif segitu lumayan besar juga buat kami. *Pesan penting: Jagalah kesehatan, karena kalo dah sakit, mehong. Hasilnya baru diketahui 2 hari kemudian. 

Kami kembali ke dokter THT dengan menunjukkan hasil tes darah yang menyatakan positif TB itu. Dan kemudian diminta untuk konsultasi ke dokter paru. Terbayang saat itu, panjangnya pengobatan yang harus dilalui suami, karena sepengetahuan kami jika seseorang terkena TB, maka kegiatan minum obat harus dilakukan minimal sepanjang 6 bulan, tanpa boleh berhenti dan terlewat minum obatnya. Jika tidak, kuman TB kemungkinan resisten, sehingga tidak bisa lagi diobati dengan obat-obatan biasa. Ya Alloh >_<

Tidak ada cara lain selain pasrah, ikhtiar, dan berdoa.

Hari itu juga kami membuat janji dengan dokter paru. Dan dari awal si dokter bilang, jika TB paru, maka pengobatan dilakukan minimal selama 6 bulan, TB kelenjar dan tulang (pengobatan) 9 bulan, dan TB otak selama 1 tahun. 2 minggu lagi pertama, dokter langsung memberikan 4 jenis obat (alhamdulillah semuanya generik). 4 obat itu:

  1. Rifampicin 600 mg (bentuknya tablet berwarna merah, diminum pagi hari sebelum makan, efeknya: air seni berubah merah)
  2. Pehadoxin Forte (tablet kuning dengan bintik merah, diminum siang hari setelah makan)
  3. Ethambuthol (tablet kuning, diminum 1 x 1, setelah makan)
  4. Pirazinamid (tablet putih, diminum 1 x 1, setelah makan)
2 minggu setelah minum obat ini, dokter minta suami untuk kontrol dengan sebelumnya melakukan tes darah dan rontgen dada. 

Pulang dari rumah sakit, ada rasa optimis dalam diri kami berdua, penyakit ini bisa disembuhkan. Ini bukan akhir segalanya. Saya sendiri bertekad ingin menjadi PMO alias pengawas menelan obat sekaligus pemberi semangat bagi suami agar tidak pernah luput minum obat.

Makanya awal-awal minum obat TB, saya sering mengirimkan pesan whatsapp ke suami agar selalu ingat minum obat. Bahkan saya kirim juga gambar-gambar penyemangat, biar suami nggak bosen-bosennya minum obat tb. Contohnya seperti di awal tulisan ini. Atau juga seperti yang ini:



Atau yang ini


Ada juga yang ini


Tapi, 3 hari pertama minum obat TB, tepatnya pada Sabtu (28/3/2015) "serangan" itu datang. Debar jantung suami mendadak kencang dan ia minta dilarikan ke rumah sakit. Sebelumnya, pulang dari kantor, suami minta izin ke luar rumah untuk main badminton dengan tetangga yang sudah lama tidak dilakukannya. Baru saja melakukan pemanasan, suami merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Dari ceritanya, ia merasa kepala sedikit kliengan. Ia pun memutuskan pulang. 

Sampai di rumah, debar jantung semakin kencang dan UGD adalah tempat pertama yang ingin dia tuju. Suami yang panik karena debar jantungnya kencang ini membuat saya ikutan panik. Suami juga mengeluh perutnya sakit. Beruntung kami tinggal tidak jauh dari rumah orangtua. Saya segera menelepon bapak untuk mengantarkan kami ke rumah sakit.

Tiba di UGD, suami langsung mendapatkan penanganan. Suami diberi injeksi obat tertentu (entah apa, saya lupa), direkam debar jantungnya, diambil darahnya untuk dicek lab, dan sejumlah penanganan lainnya. Di sela-sela penanganan itu, suami masih terlihat panik karena debar jantung tidak kunjung normal. 

Setelah penanganan selesai, dokter dan perawat jaga bilang, kemungkinan ini disebabkan lambungnya yang bermasalah. Mereka pun meninggalkan ruangan untuk membiarkan suami istirahat. Tapi sesaat setelah dokter dan perawat pergi, tiba-tiba suami minta dipanggilkan dokter karena merasa nyawanya akan diambil. Ya Alloh >_< Bisa-bisanya ngomong seperti itu. Mungkin karena sakitnya luar biasa sakit.

Belakangan, kami tahu dari dokter THT suami bahwa apa yang menimpa suami itu adalah GERD. Dari informasi itu, kami perbanyak pengetahuan kami tentang GERD. Untuk yang penasaran soal GERD, silakan browsing sendiri. Informasinya bertebaran. Intinya, GERD yang merupakan kependekan dari Gastroesophageal reflux disease adalah kondisi di mana asam lambung naik ke organ bagian atas, sehingga menyerang area dada, jantung, kepala, dll. Dan dari baca di Kaskus, ternyata orang dengan GERD memang punya perasaan seperti "mo dicabut nyawanya" ini. Dan ini yang bikin penderita GERD panik, panik makin stress, stress meningkatkan produksi asam lambung. Fiuh.


Suami saat dirawat di ruang isolasi.

Balik lagi ke cerita suami di UGD. Dari hasil cek darah, kondisi suami baik-baik aja. Tapi suami masih trauma sama debar jantung yang cepat itu. Ia pun minta dirawat. Karena suami masih terapi TB, suami ditempatkan di ruang isolasi bersama pasien lain yang punya TB juga.

2 hari dirawat, kondisi suami semakin membaik. Dokter penyakit dalam bilang agar tidak stres dan bangun terus pikiran positif. Suami bilang, dia berusaha untuk berpikir positif dan tidak stres. Tapi dia juga bilang "serangan" itu masih membayangi dan itu masih bikin dia trauma. 

2 hari dirawat kondisinya sudah mulai membaik, makanya minta jalan-jalan ke luar ruang perawatan, karena jenuh banget di kamar mulu. Semangat sehat ya!!

Selama di rumah sakit, suami diinfus dan diberi injeksi pantozol. Obat ini bereaksi cukup bagus, sehingga pada Selasa paginya kami bisa pulang ke rumah. Tapi, malam sebelumnya, "serangan" itu muncul lagi. Rupaya, meski sudah diberi obat anti asam lambung, "serangan" itu sifatnya kambuhan. Kami yang awalnya ingin pulang malam itu juga akhirnya batal, padahal proses administrasi rumah sakit sudah selesai. 

Ini cerita UGD pertama. Masih ada UGD kedua, ketiga, dan keempat yang saya bagi ceritanya bertahap. Semoga tidak perlu lagi ada UGD kelima dan seterusnya. Amin.

Ingat, jaga kesehatan, perhatikan pola makan, dan jangan terlambat makan itu penting banget (nasehat buat diri sendiri juga sih ini). Biar nggak sakit. Karena kata orang, kalau udah sakit urusan perut alias pencernaan, komplikasinya bakal ke mana-mana. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan oleh Alloh. Amin.

39 komentar:

  1. Semoga mak dan suami diberi kesabaran ya...dapat nikmat dari Allah. Semoga lekas sembuh dan diangkat penyakitnya

    BalasHapus
  2. Oya mak apa suaminya sering merasa tenggorokannya mengganjal d pagi hr/ saat cuaca dingin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya suami nggak pernah ngeluh tenggorokannya mengganjal. hanya saja saat2 tertentu, dia merasa seperti tercekik di bagian samping leher/tenggorokan. kenapa kah, mak?

      Hapus
  3. Ya Allah..
    Semoga lekas sembuh, mak..
    Semangat, semangat..
    Dirimu juga jaga kesehatan, mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Insya alloh tetap semangat, mak, demi kesembuhan suami ^^
      terima kasih doanya.

      Hapus
  4. semangat untuk.sembuh ya om bob..biar bisa main lagi di taman... buteh yg seht juga ya.. :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, aljzkh, mbak. audi yang pengin ke taman mulu. hehehe...
      amin...amin...semangat!!

      Hapus
  5. Semoga lekas sembuh ya mak, suaminya.
    TB emang masih jdi penyakit yg banyak menyerang orang2 di Indonesia ya..
    Ohya ya mak, hubungannya infeksi telinga dan TB itu gimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin. terima kasih doanya, mak. Bener, mak. Ngobrol sama temen2 kantor, ternyata ada 3 orang yang pernah TB. Di kantor suami juga sama. Setelah suami cerita dirinya sakit TB, temen2nya pada ngaku dulu juga pernah kena TB. Memang banyak banget. Bahkan keponakan saya sendiri yang masih kecil juga kena TB.

      Hubungannya juga saya nggak tau, mak. Tapi awalnya memang suami mengeluh kupingnya sakit. Periksalah ke dokter THT. Si dokter curiga, kok sudah pengobatan selama sebulan nggak sembuh2, bahkan sampe gendang telinganya berlubang. Dokter sarankan untuk tes darah TB. Eh, hasilnya positif. Sebulan setelah konsumsi obat TB, kontrol lagi ke dokter THT, ternyata perkembangan kondisi gendang telinga suami semakin membaik. Tidak ada lagi cairan kuning yang keluar, lubang pada gendang telinga juga mulai sedikit demi sedikit menutup.

      Hapus
  6. Ah sesama penderita GERD :(
    Alhamdulillah udah aku lewatin sejak 1thn lalu, aku juga cerita panjang lebar soal gerdku di blog. Memang semakin panik semakin parah.. tapi biasanya yang punya GERD punya kecenderungan itu. Ah nyiksa banget pokoknya... Semangat sembuh yaa... aku sendiri kemaren terapi pake air rebusan tanaman babadotan (pls browse about this) dan cari ketenangan diri, hindari panik dibantu sama essential oils ku.
    Semoga lekas pulih yaa dari semua penyakit2nya amiiiinn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya dah 6bulan gak sembuh2 .. Ada tips yg jitu gak..sis. Email saya sayurmayurs@gmail.com

      Hapus
    2. Saya dah 6bulan gak sembuh2 .. Ada tips yg jitu gak..sis. Email saya sayurmayurs@gmail.com

      Hapus
    3. Saya dah 6bulan gak sembuh2 .. Ada tips yg jitu gak..sis. Email saya sayurmayurs@gmail.com

      Hapus
  7. Ikut prihatin, mak. Memang separah itu ya menyiksanya? Saya yang hanya lihat pas suami dapet serangan, memang tampak seperti sakit banget. Penderita gerd tampaknya harus saling berbagi pengalaman untuk share cara mencari "ketenangan" dan meredakan panik. Semoga ga kambuh2 lagi ya, mak. Amin.

    BalasHapus
  8. Saat ini saya sedang menderita GERD, saat malam hari sekitar jam 02 dini hari saya slalu terbangun dan merasa cemas, panik...sampai hari ini saya belum dirawat dirumah sakit, saya mencoba pengobatan herbal dan hindari makan maupun kejiwaan yg menjadi pantangan untuk penyakit yg sedang saya derita ini, semoga siapapun yang sedang sakit selalu senantiasa diberi kesembuhan segera dan diberi kesadaran untuk slalu menjaga kesehatan.....aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin...amin...
      semoga diberikan kesembuhan juga ya.

      Hapus
  9. Coba temulawak di iris kecil2 lalu di rebus dan di minum airnya 2x sehari, insya allah tubuh akan berubah lebih baik di minggu ke4, dan trus minum sampai benar2 sembuh

    Itu yg saya lakukan waktu sy terserang asam lambung dan tb, sekarang saya msh minum air rebusan tsb, saya pun sdh makan mie ayam, sesekali mi instan, bahkan sering makan rujak yg asam dan pedas tsb, tp alhamdulilah enak,,,hehehe,,

    Coba y, air rebusan tsb selain untuk mengobati gangguan pencernaan juga untuk protektor hati,,minum trus tmpa putus,,oke,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. cari temulawaknya itu yang susah, mas. di mana ya? soalnya ada temen juga yang menyarankan itu. tapi belum pernah dilakukan, karena cari ke pasar-pasar nggak ada yang punya temulawak.

      Hapus
    2. bgaimana dengan tbnya pak, apa tetap minum obat tb jg?

      Hapus
    3. bgaimana dengan tbnya pak, apa tetap minum obat tb jg?

      Hapus
  10. Saya gerd dan sekarang lagi parah parahnya ... tolong ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Sy jg penderita GERD.. bahkan dl sering terasa mual dan sesak nafas. Sy coba konsumsi kombinasi jus wortel,jus timun dan jus kurma(bukan sari kurma)
      Di blender sendiri2..dan di minum selang 1 jam.diantara 3 jus tsb. Jgn takut kekenyangan air ya..hehhe.. tapi itu memang sgt membantu utk detox Racun dlm tubuh yg nantinya akan dikeluarkan melalui urine. Trmkasih...smg membantu.aamiin

      Hapus
    3. Sy jg sdg mengalami GERD dn TB, saran sy rutin kontrol dokter jgn drop up obat alias minum obat sesuai aturan dn jamnya. Minum air hangat tiap habis makan sangat membantu mengurangi mual dn batuk, saat minum gunakan sedotan jgn lsg di teguk krn terlalu banyak air yg msk ke lambung dpt meningkatkan asam lambung dn yg sdh kita mkn jd termuntahkan. Alhamdulillah dua minggu ini kondisi membaik, mkn sdh enak, jarang muntah dn klu mlm sdh jarang batuk. Santai jalani hidup dn berdoa ya guys krn setiap penyakit pasti ada obatnya, semoga dpt membantu sesama penderita, kita hrs tetap optimis untuk sembuh krn hasil penelitian thn 2017 di amerika tingkat kesembuhan pasien tb dn GERd meningkat menjadi 87 persen dg pola hidup yg teratur dn rajin minum obat.

      Hapus
    4. Sy jg sdg mengalami GERD dn TB, saran sy rutin kontrol dokter jgn drop up obat alias minum obat sesuai aturan dn jamnya. Minum air hangat tiap habis makan sangat membantu mengurangi mual dn batuk, saat minum gunakan sedotan jgn lsg di teguk krn terlalu banyak air yg msk ke lambung dpt meningkatkan asam lambung dn yg sdh kita mkn jd termuntahkan. Alhamdulillah dua minggu ini kondisi membaik, mkn sdh enak, jarang muntah dn klu mlm sdh jarang batuk. Santai jalani hidup dn berdoa ya guys krn setiap penyakit pasti ada obatnya, semoga dpt membantu sesama penderita, kita hrs tetap optimis untuk sembuh krn hasil penelitian thn 2017 di amerika tingkat kesembuhan pasien tb dn GERd meningkat menjadi 87 persen dg pola hidup yg teratur dn rajin minum obat.

      Hapus
  11. Saya gerd dan sekarang lagi parah parahnya ... tolong ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang sabar ya, mbak. kata suami harus tenang dan jangan lewatkan waktu makan.

      Hapus
  12. Sy sedang menderita tb kelenjar sejak maret 2015 s/d skrg, sudah minum obat anti tb selama 1thn 2bln lebih, tp benjolan di leher msh ada, padahal selama ini tidak ada yg terlewat utk obatnya, mohon tipsnya atau kalo mba tau obat yg bisa membantu sy, terima kasih

    BalasHapus
  13. Sy sedang menderita tb kelenjar sejak maret 2015 s/d skrg, sudah minum obat anti tb selama 1thn 2bln lebih, tp benjolan di leher msh ada, padahal selama ini tidak ada yg terlewat utk obatnya, mohon tipsnya atau kalo mba tau obat yg bisa membantu sy, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cobalah konsumsi jus wortel( yg lokal, 7-9 bh )sehari 3x. Disambi dg jus timun (segar dan tdk pahit/kecut)
      Sy punya tmn sperti anda, dan dia konsumsi jus tsb disambi minum madu propolis.terlihat semakin mengecil..smg bermanfaat.trmkasih

      Hapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Saya menderita tbc. Gerg. Asam urat.saraf kejepit.. dan saya akupuntur selama 2 bulan.. alhamdulillah.. saya merasa membaik.. tbc gerg sembuh syaraf kejepit dan asam urat mulai membaik karena saya bisa jalan lagi tanpa obat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. masya alloh...yang sabar ya, mbak. alhamdulillah suami juga saat ini sudah bisa beraktivitas seperti biasa, tapi belum bisa 100 persen seperti sebelum sakit. semoga kita semua diberikan kesehatan, pulih seperti sedia kala. amin. terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, mbak ^^

      Hapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Mba saya juga memiliki penyakit gerd dan tb dlm waktu bersamaan,saya ingin tanya apa obat tb yg suami mba minum mengganggu asam lambung(gerd) nya / kambuh?tolong dibalas mba terimakasih

    BalasHapus