Rabu, 25 Maret 2015

Tentang Children Comforters


Judulnya general banget yak? Hehehe...

Beberapa waktu lalu, saya dapat ilmu baru tentang children comforters dari seorang teman yang berprofesi sebagai psikolog. Dari istilahnya sendiri, kita mungkin bisa langsung ngeuh kalo ini soal kebiasaan si kecil yang bikin dia nyaman. 


Nah, kedua anak saya punya kebiasaan yang pas dengan istilah "children comforters" ini. Audi, anak pertama saya, hampir selalu harus ditemani "nyenyen" (kecuali saat mandi). Apa "nyenyen" itu?

"Nyenyen" adalah istilah yang ia ciptakan sendiri untuk menyebut bergo alias kerudung instan milik saya yang bahannya licin tapi lembut dan adem.  Untuk membuatnya nyaman, ia buat kebiasaan sendiri dengan "nyenyen"-nya ini. Tidak sekadar menemani, ujung kain "nyenyen" ini dia taruh di ibu jarinya, lalu ia dekatkan pada bibirnya. Kemudian, bibirnya ini akan membentuk gerakan seperti bayi sedang ngenyot.


 Audi bisa jadi anteng hanya dengan melakukan aktivitas "nyenyen" ini. 
Tapi efeknya, 2 gigi depan Audi jadi agak maju :(

Saya sendiri tidak sadar sejak kapan Audi punya kebiasaan tidak-bisa-lepas-dari-nyenyen ini. Yang pasti, hingga saat ini di usianya 3,5 tahun, Audi masih ingin "nyenyen"-nya dibawa saat bepergian. Audi terkadang mengingatkan saya apakah "nyenyen"-nya sudah saya bawa dalam tas. Saya sendiri terbantu dengan "nyenyen" ini. Saat rewel, Audi bisa tiba-tiba anteng ketika "nyenyen"-nya saya berikan. Terbantunya saya dengan "nyenyen" ini, saya yang terkadang jadi khawatir saat "nyenyen" lupa saya masukan dalam tas. Saya takut, Audi rewel dalam perjalanan. Apalagi untuk perjalanan yang memakan waktu berjam-jam.

Audi saat usianya masih 1 tahun lebih. Sudah punya kebiasaan semacam ini.

Saat mood-nya sedang baik, Audi bisa sangat mengerti ketika saya lupa membawa "nyenyen"-nya. Dia bisa berkata, "Nggak apa-apa deh, Bu. Pake ini aja," kata Audi sambil menunjuk kerudung paris yang saya kenakan. Syukurlah, Audi bisa mengerti.

"Nyenyen" ini jadi penenang Audi (bahkan saya) saat dia harus dirawat karena kejang demam.

Beda halnya dengan Khalif, anak saya yang kedua. Dia senang sekali ngenyot jari telunjuknya dan pegang-pegang rambut. Ceritanya pernah saya bagi di sini.
        
Wajar ga sih?
Berdasarkan artikel yang saya baca, memiliki comforters di usia balita merupakan hal yang umum dan wajar terjadi. Mengutip dari artikel ini, semakin bertambahnya usia anak, umumnya ketergantungan mereka pada comforters akan berkurang dan teralih pada kegiatan lain yang lebih menyenangkan dan membuat mereka nyaman.

Lalu, bagaimana orangtua bersikap dengan comforters ini?
Masih dari artikel yang sama, di situ disebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua, antara lain:
  1. Sejak anak usia dini, bentuklah kedekatan emosional dengan anak sehingga rasa aman dan nyaman akan terbentuk sekalipun orangtua tidak berada di dekatnya. Walaupun aktivitas orangtua sangat padat tetapi kualitas bersama si buah hati perlu dijaga misalnya bangun tidur menyempatkan diri bermain atau sebelum tidur menyempatkan diri membacakan cerita.
  2. Hindari memberikan kritik atau memarahi anak karena selalu mencari-cari benda kesayangannya atau menghisap ibu jarinya, sebab hal ini akan memperkuat perilaku anak untuk mengulang kebiasaannya. Semakin anak merasa cemas dan tertekan maka intensitas munculnya perilaku tersebut akan menguat.
  3. Jika anak terlihat sedang menikmati kegiatannya, maka pelan-pelan Anda dapat menyimpan benda kesayangannya untuk mengurangi ketergantungan anak pada objek comforters-nya. Jika nanti ia mencari, berikan kembali kepadanya disertai pujian bahwa ia dapat bermain dengan gembira tanpa harus bergantung pada benda kesayangannya.
  4. Hindari memaksa anak melepas objek comforters-nya. Sebaliknya pahami bahwa perilaku tersebut akan menghilang sendirinya sejalan dengan bertambahnya usia dan kegiatan anak umumnya usia 3-5 tahun.
  5. Mengalihkan perhatiannya dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan dan merangsang perkembangannya, misalnya bermain peran, puzzle, atau bermain bersama teman di taman, dan lain-lain.
  6. Mencari tahu penyebabnya jika di usia 5 atau 6 tahun masih lekat dengan comforters-nya. Perhatikan anak jika di usia tersebut ia masih lekat dengan objek comforters-nya atau enggan bermain dengan teman-teman seusianya. Mungkin ada penyebab lainnya yang membuat ia selalu cemas dan tertekan. Jika perlu mintalah profesional untuk membantu Anda memahami perkembangannya.
Memang daripada memarahi atau memaksa anak, lebih baik beri pengertian kepada anak untuk tidak selalu tergantung pada comforters-nya. Memberi pengertian ini memang butuh waktu, tidak bisa sekali bilang langsung dituruti. 

Jadi orangtua berarti harus jadi rajanya sabar, rajanya memberi pengertian, rajanya teman anak-anak. Hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar