Rabu, 29 Oktober 2014

Jika Ada yang Salah dengan Mata Anak Anda, Segera Konsul ke SpM!!

Judul di atas bukan bermaksud menakut-nakuti. Saya hanya ingin mengingatkan agar kita sebagai orangtua tidak menganggap remeh jika menemukan sesuatu yang tidak beres pada anak kita. Usahakan untuk tidak panik, karena panik hanya akan menambah masalah (*nasehat untuk diri sendiri).

Ini postingan lanjutan tentang kekhawatiran saya setelah melihat ada yang tidak biasa dengan bola mata anak saya. Seperti juling atau dalam istilah medisnya strabismus. Cerita sebelumnya bisa dilihat di sini.

Saya teringat ada rumah sakit khusus yang menangani persoalan mata. Jakarta Eye Center di Kedoya. Dan dari gedung yang terlihat jelas dari jalan tol Tangerang-Jakarta, terpampang tulisan bahwa rumah sakit ini punya klinik khusus anak, maka hari itu pula saya ambil taksi dan langsung menuju tempat itu.


Saat memasuki rumah sakit, saya disambut dengan ramah oleh para petugas di sana (seandainya seluruh tempat pelayanan masyarakat punya SOP penyambutan seperti ini, ooh, yang sakit jadi sembuh deh kayaknya, hehe...). Saya diminta mendaftar. Saat mendaftar itu saya ditanya apa keluhannya, dan saya katakan sepertinya mata anak saya juling. 

Saya kemudian ditawarkan dua nama dokter. Tapi dokter yang satu sudah habis jam praktiknya (lalu kenapa ditawarkan ya? hahahaha). Saya pun akhirnya dijadwalkan bertemu dengan dr. Florance Manurung. Karena baru praktik sekitar pukul 13.00, saya harus menunggu sebentar (kebetulan saya dateng sekitar pukul 11.30).

Saya langsung menuju lift untuk naik ke lantai 3. Di dekat lift, saya lihat papan daftar dokter yang praktik di rumah sakit ini. Saya lihat dr. Florance, selain spesialisasinya di permasalahan katarak, dia juga ahli untuk mata strabismus. Dalam hati saya bilang, semoga saya memang ditunjukkan dokter mata yang tepat.

Tiba di lantai 3, saya lihat penataan interior di sana cukup menarik, khas anak-anak. Penuh warna dan ada area bermainnya. Sambil menunggu dokter, dengan tetap deg-degan dan berharap dokter akan bilang sesuatu yang menenangkan, saya ajak anak saya bermain di area main itu.

Sambil nunggu dipanggil, mainan dulu.
Saya intip ruang dokter yang dikelilingi kaca, tampak penataan ruangannya juga diatur dengan sangat rapi dan ramah anak. Ada boneka-boneka lucu dan gambar-gambar kartun.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya saya pun ketemu dengan dr. Florance. Dokternya masih muda dan sedikit galak (hehehe, maaf ya, dok). Saya langsung ditanya keluhannya apa. Saya bilang, saya merasa mata anak saya juling. Dokter tanya kembali, juling ke mana? Saya nggak ngerti pertanyaan itu. Lalu saya ditunjukkan gambar mata anak yang juling ke arah dalam, dan ke arah luar. Dengan sigap (karena dokternya tampak tidak sabar menunggu jawaban saya, hehe...) saya menunjuk gambar dengan mata anak yang juling ke arah luar. Selama berkonsultasi itu, saya berkali-kali sampaikan kalau juling anak saya ini tidak setiap saat, bahkan sangat jarang. Tapi, pada saatnya dia juling, saya sangat-sangat khawatir.

Saya tunjuk gambar yang ke-2 waktu ditanya dokter. Gambar diambil dari sini.
Dokter pun akhirnya meminta saya untuk memangku anak saya (saat itu usianya 7 bulan) untuk duduk di kursi khusus. Dokter duduk di hadapan saya dan anak saya dan dengan alatnya dia memeriksa bola mata anak saya. Saya diminta memegang kepala anak saya agar ketika direspons dengan cahaya, hanya bola matanya saja yang mengikuti gerakan cahaya.

Sungguh saya langsung down ketika dokter bilang, ya juling. Ya alloh!! Bukan hanya di mata kanan, tetapi juga sedikit terlihat di mata kiri. Hiks. Ingin nangis saat itu juga.

Lalu dokter katakan, kita akan lihat matanya lebih jauh ke dalam. Untuk itu mata anak saya harus diberi tetesan cairan tertentu agar pupil matanya melebar, dengan demikian dokter dalam melihat isi dalam matanya. Selain itu, mata anak saya juga diminta untuk dilihat dengan alat untuk mengukur apakah ada kelainan mata (minus, plus, atau silindris) yang lain dengan lensa-lensa khusus. Setelah ditetes, kami harus menunggu beberapa saat sebelum dicek dengan lensa-lensa ini.

45 menit berlalu, kami kemudian dipanggil lagi oleh perawat untuk masuk ke ruang dokter. Dengan alatnya, dokter melihat kondisi mata anak saya yang saya pangku saat itu. Hanya sebentar dan dokter sampaikan kabar, yang saya tulis ulang, kurang lebihnya begini.

"Ada silindris di kedua mata anak ibu. Yang sebelah kanan lebih besar silindrisnya dibanding yang kanan. Itulah mengapa mata sebelah kanan lebih terlihat julingnya. Tapi, setelah saya lihat mata anak ibu lebih dalam, syaraf-syaraf mata yang gunanya untuk melihat benda-benda kecil, warna-warna, baik-baik saja. Tidak ada masalah. Saya tidak mau main "pisau-pisau" (operasi, maksudnya) dulu. Kita lihat lewat terapi dulu."

Nah, mak. Sampai di sini dulu ya ceritanya, saya lengkapi di postingan berikutnya. Terima kasih.

8 komentar:

  1. Mak, boleh saya share postingannya di fb? Untuk teman-teman saya...

    BalasHapus
  2. silakan, mak. tapi ceritanya belum tuntas ini sebenernya. hehehe...

    BalasHapus
  3. Hiks. Kalau kayak gitu, apa ada kelainan dari lahir, sejak kandungan, apa gimana Mbak? Dokternya jelasin ga? :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dokter sempet tanya, apa di rumah ada yang matanya bermasalah? aku bilang, suami silindris, dok. lalu dokter dengan gaya bercanda: "lagian kamu nikah sama orang yang bermasalah sih. hahahaha."

      ya elah, dokter. masa iya saya gagal menikah gara2 calon suami saya matanya silindris. qiqiqiq...dokternya becanda sih.

      dokter ga bilang soal kelainan2 selama kandungan ato saat melahirkan. hanya tanya, apa ada keturunan? jadi mungkin ini ada faktor keturunan gitu.

      Hapus
    2. Mbak..anak saya juga demikian tapi julingnya ke dalam di mata kanan nya.saya pengobatan di malang demgan terapi kacamata selama 3bulan.apakah di sana terapinya juga demikian?apa bisa saya minta no telp mbak si emak?saya mohon...ingin tanya2 untuk dokternya.saya di jawa timur kota blitar.no hp saya 082336900282.trimakasih

      Hapus
  4. Kalau untuk orang dewasa apakah terapinya juga seperti itu?

    BalasHapus
  5. Mbak..anak saya juga demikian tapi julingnya ke dalam di mata kanan nya.saya pengobatan di malang demgan terapi kacamata selama 3bulan.apakah di sana terapinya juga demikian?apa bisa saya minta no telp mbak si emak?

    BalasHapus
  6. Permisi mbak..trus setelah terapi itu kondisi silindris nya gmma mbak?apa setelah terapi itu silindris nya hilang,ga kabur lg?

    BalasHapus