Jumat, 17 Oktober 2014

Sukses Lepas Dot dengan Memberi Pengertian dan Komunikasi

Ini lagi-lagi tentang pengalaman pribadi saya terkait anak. Ini tentang pengalaman saya melepas kebiasaan dot Audi (3y), anak saya yang pertama dengan sukses dan beralih ke gelas.

Entah apakah karena Audi terpapar pendidikan dini (Audi dimasukkan ke PAUD sejak usianya 2y 8m) atau karena Audi sudah menginjak usia 3 tahun, dia akhir-akhir ini lebih mudah diberi pengertian. Asal kitanya menyampaikannya dengan senyuman, baik-baik, sabar, dan penuh kasih sayang, tidak butuh waktu yang lama, Audi bisa mengerti dan mau  menurut. Memang tidak semua hal sih, tapi kasus yang satu ini cukup membuat saya takjub. Saya hanya jelaskan tentang dia yang sudah besar, dan dot hanya digunakan oleh adik bayi, akhirnya dia mau juga minum susu menggunakan gelas. Sebenernya Audi sudah bisa minum dengan gelas, kalau minum air selain susu. Kalau susu, persepsinya ya harus pake botol dan dot. Persepsi ini yang harus segera diubah.
Nah, Selasa (14/10) yang lalu, pulang dari kantor, saya ajak Audi berbincang. Saya tunjukkan bahwa tinggi badannya sudah hampir menyamai saya. Well, ini tentu tidak sepenuhnya benar, karena tinggi badannya hanya sampai batas perut saya. Hehehe...Saat itu saya ingin membesarkan hatinya. Dan Audi termakan juga sama omongan saya. Uuppss...

Setelah berhasil dengan itu, saya pun sampaikan bahwa kalau Audi sudah besar berarti seharusnya sudah pakai gelas dan tidak pakai botol berdot. Audi saat itu hanya manggut-manggut dan mengulang apa yang saya sampaikan. "Pake gelas ya?" "Sudah besar ya?" "Adek bayi ya?" Ya, semacam itu lah. Sama sekali tidak ada drama.

Tibalah saat dia minta susu. Saya ingatkan lagi tentang dia yang sudah besar dan jika ingin minum susu ya pake gelas. Saya siapkan susu dengan gelas. Melihat itu, Audi protes. "Pakai ini aja!" kata Audi sambil menunjuk botol dot yang biasa dia bawa ke sekolah. 

Saya ingatkan lagi. "Kan Audi udah besar," kata saya sambil tersenyum membujuk.

"Nggak, pake ini aja!" seru Audi memaksa.

Saya nggak  mau kalah. "Nih liat Audi tingginya dah hampir sama kayak Ibu." Saya berdiri di sampingnya sambil membandingkan tinggi saya dan tinggi Audi. "Kalau sudah besar, berarti pakai gelas dong. Nih pakai sedotan," kata saya masih dengan senyum manis dan menyodorkan gelas dengan sedotan.

Gelas Hello Kitty yang biasa digunakan untuk minum susu.

Audi awalnya ragu-ragu. Tapi, saya bujuk terus. Akhirnya minum juga (mungkin karena haus). Dia habiskan 3/4 isinya, kemudian nggak mau minum lagi sisanya. Nggak apa-apa deh. Yang penting dia sudah tau gimana rasanya minum dengan sedotan.

Oh ya, sebelum eksekusi lepas dot dan beralih ke gelas ini, saya baca-baca dari blog yang lain tentang tips melepas dot. Kesimpulan dari tulisan-tulisan yang saya baca itu adalah orangtua harus sabar, beri pengertian, dilakukan pelan-pelan, dan tidak dilakukan saat anak sakit, pindahan rumah, dll yang bikin anak lelah atau BT. 

Audi juga punya kebiasaan minum susu tengah malam. Biasanya dia akan bangun dan minta saya untuk menyiapkan susu buat dia. Kemarin malam, dia seperti sudah tau tentang minum susu dengan gelas. Maka, dia tambahkan dalam kata-katanya, "Mau susu. Pake gelas," katanya. 

Saya yang dengar itu langsung sumringah dan bilang, "Iya, pake gelas. Ih Audi pinter."

Tapi, saat saya kembali ke kamar, Audi sudah setengah tidur dan saya tawarkan susu yang dia minta tadi. Audi yang melihat saya dengan gelas, ogah-ogahan minumnya. Akhirnya dia hanya minum satu sedotan dan saat saya minta untuk menghabiskan, Audi menolak dan kembali tidur. Ya sudahlah. 

Pagi ini saya tinggal di rumah untuk bekerja. Saya sudah wanti2 ke yang ngasuh untuk tidak memberikan susu dengan dot.

Doakan ya emak-emak, semoga Audi berhasil lepas dari dot dan semangat minum susu dengan gelas. Amin!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar