Gambar diambil dari sini
Seperti halnya memasak, semakin sering kita melakukannya, semakin jago pula kita menghasilkan masakan yang layak enak untuk dimakan. Sama juga dengan menulis. Semakin sering kita menulis, maka semakin mudah pula kita menciptakan tulisan yang baik, bahkan bernas (cieh, kata-katanya gaya banget dah, qiqiqiq).
Gambar di atas bukan bermaksud menggurui. Tapi lebih sebagai pengingat bagi saya, khususnya, agar tetap bisa terus bersemangat menulis. Menulis sesuatu yang baik, yang bisa jadi inspirasi, atau sharing pengalaman.
Apalagi project pribadi yang saya targetkan untuk diri sendiri adalah berhasil membuat cerita/dongeng anak yang tujuannya bisa diterima oleh redaksi media massa (terlalu tinggi ga, ya? ato justru terlalu rendah cita-cita ini? Wkwkwkwk...)
Membaca
Menulis memang sangat erat kaitannya dengan kegiatan membaca. Lewat bantuan membaca, kita jadi tahu sejumlah hal (yang sebelumnya kita tidak tahu), plus menambah perbendaharaan kata, termasuk gaya menulis.
Di kantor, saya memang setiap hari berkutat dengan dunia tulis menulis. Tapi sekadar menulis berita yang sifatnya straight news dan sedikit/semi feature. Saya sadar diri kalau tulisan saya itu ya begitu-begitu aja. Nggak ada yang spesial. Apalagi kalau dalam dunia pemberitaan, kata-kata yang digunakan untuk usai menulis kalimat langsung adalah "ujar", "kata", "imbuh", "pungkas", pokoknya yang begitu-begitu deh. Sangat kaku.
Nah, makanya saya buat project pribadi agar saya juga bisa membuktikan pada dunia diri sendiri bahwa saya pun sanggup menulis cerita/dongeng anak, yang katanya sih tantangannya ada di daya imajinasi yang harus selalu baru, tidak itu-itu saja (bener ga sih? sotoy deh).
Baiklah. Semangat!!
NB. (Nasihat untuk diri sendiri) Eits, jangan ketinggalan juga baca Al Quran-nya ya, Mak. Hehehe...
bakar terus semangatnya mbak.... Ganbatte :D
BalasHapusiya. semangat!! ^^
HapusKeep challenging yourself mba. Udah hampir setahun dari postingan ini. Tetep semangat ya 👍🏻👍🏻👍🏻
BalasHapussama-sama, mbak! tetap semangat juga ^^
Hapus